^_^

Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia-A'2009-Universitas Pendidikan Indonesia.

Jumat, 26 Agustus 2011

hipotesis masukan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Individu memiliki kemampuan untuk memiliki B1 dan B2. Cara memilikinya pun berbeda, B1 denganb cara tidak sadar dan berjalan alamiah yang disebut pemerolehan. Sedangkan, B2 didapat dengan pemelajaran yang berarti didapat secara buatan.
Dalam pemelajaran B2, ada yangt disebut “Hipotesis Monitor”. Hipotesis ini menyatakan bahwa pemelajaran B2 memiliki fungsi yang sangat terbatas. Pemelajaran ini hanya dapat digunakan sebagai monitor atau editor. Bahasa yang kita hasilkan diprakarsai oleh system yang diperoleh.
Hipotesis monitor adalah pengembangan dari hipotesis-hipotesis sebelumnya, Krashen menyatakan dua system memiliki bahasa, pemerolehan dan pemelajaran berikutnya. Hipotesis monitor menyatakan keterbatasan fungsi pemelajaran B2 yang hanya memonitor atau editor.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hipotesis monitor?
2.      Apa peranan hipotesis monitor dalam pemelajaran B2?
3.      Bagaimana cara kerja hipotesis monitor dalam pemelajaran B2?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Kita diharapkan mengetahui isi dari hipotesis monitor, mengetahui hakikat dari hipotesis monitor
2.      Kita diharapkan dapat menganalisis peranan hipotesis monitor dalam pemelajaran B2, sehingga mengetahui peranan dari hipotesis monitor dalam pemelajaran B2
3.      Kita diharapkan dapat mengetahui cara kerja hipotesis monitor dalam pemelajaran B2.

BAB II
        PEMBAHASAN
Sebagai makhluk sosial komunikasi diperlukan agar terciptanya suasana yang komunikatif. Beragam manusia, beragam budaya, beragam pula bahasa yang mereka miliki. Indonesia contohnya, beragam budaya membuat beragam pula bahasa yang mereka gunakan. Untuk itu dibutuhkan satu bahasa untuk mempersatukan itu semua, yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kedua atau bahasa pemersatu, karena bahasa pertama mereka adalah bahasa daerah. Bahasa pertama (b1) biasa disebut dengan Pemerolehan bahasa, karena bahasa tersebut diperoleh secara alami, tidak sadar, dan tidak diperoleh dalam forum formal contohnya sekolah, sehingga kecakapan berkomunikasi mereka peroleh dari proses pemahaman dan penggunaan bahasa dalam pemakaian yang sifatnya tersirat atau implisit. Sedangkan bahasa kedua (b2) disebut dengan Pemelajaran bahasa, karena prosesnya diperoleh secara sadar dan dilakukan dalam forum resmi atau formal yang sifatnya tersurat atau ekspkisit.
Pada pemerolehan bahasa kedua atau pemelajaran bahasa ada yang disebut dengan hipotesis monitor. Hipotesis monitor merupakan proses kegiatan berbahasa melalui kaidah-kaidah kebahasaan yang dipelajari secara sadar dan berfungsi sebagai pemantau (monitor ataupun editor). Hipotesis ini  tampil untuk menggantikan bentuk ujaran sesudah ujaran dapat diproduksi berdasarkan sistem.
Hipotesis monitor ini terjadi jika seseorang melakukan kegiatan berbahasa, dilakukan secara sadar, kemudian hipotesis ini menjalankan fungsinya sebagai monitor. Memonitor kegiatan berbahasa dengan bekal pengetahuan (acquisition) yang dimiliki seseorang yang sedang melakukan kegiatan berbahasa, dan akan  membenarkan kesalahan bahasanya secara formal.


Hipotesis monitor dapat berlangsung jika:
1.      Pelaku memiliki cukup waktu
Adanya waktu yang cukup bagi pelaku untuk memilih dan menerapkan kaidah yang dipelajarinya.
2.      Pelaku harus berpikir tentang kebenaran
Kebenaran di sini berfokus pada bentuk-bentuk bahasa yang benar menurut kaidah.
3.      Pelaku harus tahu aturan
Pelaku harus memilih dan menguasai kaidah bahasa yang dipelajari secara benar.
Hipotesis monitor dipengaruhi oleh faktor:
1.      Kemampuan bahasa
Kemampuan bahasa (bentuk maupun kaidah) menentukan berhasil atau tidaknya hipotesis monitor seseorang.
2.      Pendidikan
Jenjang pendidikan seseorang menentukan kemampuan hipotesis seseorang. Seseorang yang berpendidikan SMA akan berbeda kemampuan hipotesisnya dengan orang yang jenjang pendidikanya SD.
3.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap bahasa dan kemampuan hipotesis monitor seseorang.
4.      Budaya
Budaya yang berbeda membuat hipotesis monitor seseorang berbeda pula.
5.      Usia
Usia menentukan kemampuan hipotesis monitor seseorang, karena perbedaan usia mempengaruhi hipotesis monitor seseorang.



BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pemarapan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pemerolehan bahasa kedua atau pemelajaran bahasa atau yang disebut dengan hipotesis monitor. Hipotesis monitor merupakan proses kegiatan berbahasa melalui kaidah-kaidah kebahasaan yang dipelajari secara sadar dan berfungsi sebagai pemantau (monitor ataupun editor).
Hipotesis monitor ini terjadi jika seseorang melakukan kegiatan berbahasa, dilakukan secara sadar, kemudian hipotesis ini menjalankan fungsinya sebagai monitor. Memonitor kegiatan berbahasa dengan bekal pengetahuan (acquisition) yang dimiliki seseorang yang sedang melakukan kegiatan berbahasa, dan akan  membenarkan kesalahan bahasanya secara formal.
Hipotesis monitor dapat berlangsung jika pelaku memiliki cukup waktu, pelaku harus berpikir tentang kebenaran, dan pelaku harus tahu aturan.
Hipotesis monitor juga dipengaruhi oleh kemampuan bahasa, pendidikan, lingkungan sosial, budaya, dan usia.





contoh RPP -bahasa indonesia-


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                                   : SMA
Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Kelas                                       : X/1
Materi Pokok                          : Menyimak berita dari televisi/radio.
Standar  kompetensi               : Mampu menyimak untuk memahami dan menanggapi berita dari
                                                  televisi atau radio.

Kompetensi Dasar                   : Membacakan dan menulis kembali berita yang sudah disimak
 dari televisi atau radio.
 Mengungkapkan hal-hal menarik tentang berita yang disimak
                                                 secara langsung atau melalui rekaman dari televisi atau radio.
Indikator                                 :1. Dapat menyimak isi berita yang di dengar dari televisi atau
radio dengan konsentrasi.
           2. Dapat mencatat isi berita yang di dengar.
           3. Dapat membacakan kembali berita yang disimak dengan
bahasa sendiri.
4. dapat menjawab dan membuat pertanyaan dari berita yang
Sudah di simak dari televisi atau radio.
Alokasi waktu                         : 2 X 45  menit




A.    TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyimak isi berita yang di dengar dari televisi atau radio dengan konsentrasi.
2. Siswa dapat mencatat isi berita yang di dengar dari televisi atau radio.
3. Siswa dapat membacakan kembali berita yang disimak dengan bahasa sendiri.
4. Siswa dapat menjawab dan membuat pertanyaan dari berita yang sudah di simak dari  televisi atau radio.

B.     MATERI PEMBELAJARAN
Menyimak isi berita yang telah di simak dari televisi atau radio.

C.     METODE PEMBELAJARAN

1.      Diskusi
2.      Tanya jawab
3.      Penugasan


                 








D.    SKENARIO PEMBELAJARAN

No
Kegiatan
Waktu
Metode
1.
Pendahuluan

a.       Guru menyapa siswa sambil mengkondisikan kelas dengan tegur sapa, mengabsen.
b.      motivasi
c.       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.




2.
Kegiatan utama

a.       Guru menjelaskan tentang berita.
b.      Guru membacakan contoh berita.
c.       Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan  yang berkaitan dengan berita yang sudah disimak (tulisan).
d.      Siswa menyampaikan secara lisan isi dari berita yang diperdengarkan.
e.       Siswa diminta untuk mencari hal yang menarik dari berita yang diperdengarkan.


3.
Penutup

a.       Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari contoh berita yang berbeda-beda.
b.      Guru meriview kembali pelajaran.
c.       Guru menutup pembalajaran.





E. MEDIA PEMBELAJARAN
a.Rekaman berita
b. Buku panduan
c. Laptop dan LCD
d. Format penilaian (untuk siswa yang berdiskusi)

F. PENILAIAN
a. Proses penilaian dan evaluasi
·         Prosedur evaluasi
i.                    Penilaian berformasi / perbuatan yang dilaksanakan pada saat dan setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran.
ii.                  Penilaian proyek yaitu tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
·         Jenis berita
i.                    Tertulis / tulisan
ii.                  Lisan
·         Bentuk tes
i.                    Bentuk yang tertulis / tulisan berupa soal atau pertanyaan tentang isi berita yang telah disimak.
ii.                  Bentuk tes lisan siswa membacakan kembali berita yang telah disimak.
·         Tes berformasi berupa tes kemampuan secara langsung (melihat, mendengarkan, lalu mengungkapkan kembali isi berita yang disampaikan) .


·         Tes tertulis berupa soal sebagai berikut :
i.                    Membuat kembali isi berita yang telah diperdengarkan dengan kata-kata sendiri.
ii.                  Menjawab pertanyaan mengenai isi cerita berita yang telah diperdengarkan.