^_^

Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia-A'2009-Universitas Pendidikan Indonesia.

Selasa, 15 Maret 2011

Pengelolaan Pendidikan

Nama : Rebecca Anrini sianturi
NIM : 0906813
Jurusan/prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Pengelolaan Pendidikan
Tanggal Tugas : 1 Maret 2011
Tugas :

1. KOMPETENSI GURU BAHASA INDONESIA DALAM UUSPN

• Kompetensi profesional
Bagi guru bahasa indonesia yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dalam bidang berbahasa (sebagai pendidik harus bisa mengajarkan akademik yang baik dan benar sesuai dengan bidang pengajarannya), kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkaitan dengan bahasa indonesia (si pendidik harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berhubungan dengan bidang studi si pendidik agar dapat mengajarkannya ke peserta didik, sehingga si peserta didik tidak tertinggal dalam pembelajaran seiring dengan semakin majunya jaman ini). Juga kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran bahasa indonesia secara luas dan terbaru juga mendalam di setiap pengajarannya yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan sehingga peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam pebelajaran di lembaga pendidikan/sekolah .

• Kompetensi pedagogik
Seorang guru bahsa indonesia harus bisa ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu (disini pendidik dalam proses pengajarannya harus bisa menyuguhkan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik, tidak membosankan dalam mengajar ataupu bertele-tele dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada peserta didik), serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan (seperti pada umumnya pendidik dijadikan contoh oleh peserta didiknya, sehingga harus memberikan teladan yang baik dalam pengajarannya disekolah). Juga kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik (untuk mengelola pembelajaran di sekolah, pendidik harus bisa memahami si peserta didik, agar terjadi hubungan yang baik antara si pendidik dan peserta didik, denagn begitu si peserta didik akan lebih mudah menerima pengajaran yang diberikan pendidik kepada peserta didik itu), perancangan pembelajaran bahasa indonesia dan pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia yang diadakan di lembaga pendidikan (sebelum melakukan proses mengajar di sekolah, pendidik harus membuat perencanaan pembelajaran dulu agar ada pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga pada saat proses belajar mengajar terjadi akan lebih terarah dan materi ajar yang akan diajarkan oleh si pendidik kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan maksimal), evaluasi hasil proses belajar yang telah dilakukan (selesai pengajaran oleh pendidik terhadap peserta didik, harus dilakukan evaluasi atas proses belajar yang sudah terjadi. Agar si pendidik dapat mengetahuai kelebihan dan kekurangannya dalam pengajarannya kepada peserta didik dan dapat memperbaikinya pada pengajaran selanjutnya, sehingga si peserta didikpun akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajarannya) dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, khususnya dalam mata pelajaran bahasa indonesia (dari pembelajaran yang sudah dilakukan, pendidik harus dapat mengenal petensi yang dimiliki peserta didiknya yang baik untuk dikembangkan. Seperti pada mata pelajaran bahasa indonesia, ada peserta didik yang berpotensi di baca puisi, ada yang berpotensi di bermain drama, dan ada pula yang ebrpotensi pada berpidato. Dengan mengenal potensi si peserta didik, pendidik dapat membimbing dan mengarahkan mereka untuk mengembangkan potensinya masing-masing).

• Kompetensi Kepribadian
Kepribadian pendidik sebagai guru bahasa indonesia yang mantap sesuai dengan apa yang didapatnya selama ini (mis: dalam perkuliahan) sehingga dapat diterapkan kepada peserta didiknya, stabil dalam melakukan proses belajar mengajar yang dalam arti tetap disiplin dalam mengajarkan materi (mis: hari pertama mengajar memberikan banyak sekali topik materi sedangkan hari kedua hanya memberikan sedikit topik pembelajaran, hal ini dikatakan tidak stabil karena si peserta didik tidak mendapatkan pengajaran materi secara maksimal setiap pengajarannya), dewasa (dalam arti si pendidik tidak mencampurkan masalah pribadi kepada pengajarannya kepada peserta didik, harus selalu dapat berlaku sebagai pendidik), arif (menjadi pendidik yang bijaksana dalam setiap menanggapi peserta didik seperti tidak memilih-milih peserta didik dalam mengajar di sekolah), berwibawa (harus bisa menunjukkan jati diri seorang guru, agar tidak disepelekan oleh peserta didik, tapi juga tidak ditakuti oleh peserta didik. Oleh karena itu harus bisa menempatkan diri sebagai pendidik yang memang benar-benar pendidik dengan menunjukkan sikap wibawa pendidik), menjadi teladan bagi peserta didik (seperti pada umumnya pendidik dijadikan contoh oleh peserta didiknya, sehingga harus memberikan teladan yang baik dalam pengajarannya disekolah), dan berakhlak mulia (sebagai pendidik yang beragama dalam pengajarannya di sekolah)

• Kompetensi Sosial
Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik (pada hal ini, pendidik dituntut untuk lebih bisa berkomunikasi dengan peserta didiknya agar proses belajar dapat berjalan lancar, tidak kaku dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, begitu juga dengan peserta didik tidak takut kepada pendidik tapi menghormati pendidik sebagai gurunya), sesama pendidik (dalam pekerjaan pendidik juga tidak terlepas dengan teman sesama pendidik, oleh karena itu setiap pendidik harus saling berkomunikas satu dengan yang lainnya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan dapat saling tukar pikiran dan tukar ilmu pengetahuan demi mengembangkan pendidikan di sekolahnya), orangtua/wali peserta didik (antara pendidik dengan orangtua/wali dari peserta didik juga harus saling berinteraksi/berkomunikasi agar dapat saling memberitahu informasi tentang keadaan si peserta didik dalam sehari-harinya. Sehingga pendidik maupun orangtua/wali pesera didik dapat lebih bijaksana dalam menangani si peserta didik. Bakan antara pendidik dan orangtua/wali peserta didik dapat saling bertukar pikiran dalam mengembangkan kepribadian peserta didik agar lebih baik lagi), dan masyarakat (komunikasi antara pendidik dan masyarakat juga penting, peran pendidik terhadap masyarakat sebagai teladan dan juga sumber informasi dalam dunia pendidikan, sehingga lapisan masyarakatpun dapat lebih mudah mengetahui tentang dunia pendidikan).

2. PROSES MANAJEMEN/PENGELOLAAN PENDIDIKAN

• Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan pendidikan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan pengelolaan itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan pembelajaran ada dua faktor yang harus diperhatikan,yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun material.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
3. Mengumpulkan daa dan informasi-informasi yang diperlukan
4. Menentukan tahap-tahap dan rangkaian tindakan
5. Merumuskan bagimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan
Syarat-syarat perencanaan
Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu diperhatikan :
1. perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas
2. bersifat sederhana, realistis dan praktis
3. terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah di pedomani dan dijalankan
4. memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu
5. terfdapat perimbangan antara bermaca-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing
6. diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-baiknya
7. diusahakan agar sedapat mengkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan
Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, biaya dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yangmungkin terjadi dan menghindari adanya duplikasi duplikasiatau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalannyapenyelesaian. Jadi, perencanaan sebagai suatu fungus administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “perencanaan(planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksu-maksud dan tujuan pendidikan”.
• Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapatadanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga dari situ dapat terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harfmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah sehari-sehari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapandan keterampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan dipikul sendiri oleh seoran pemimpin. Dlam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang harmonis dan lancar.
Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan penglaman,bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing prang yang dikperlukan dalam menjalankan tugas-tigas tersebut.
Dengan demikian ,pengorganisasian sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dealam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan”.

• Pengkoordinasian (Coordinating)
Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dcan personel dapat bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.
Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai individu agar kegiatan mereka berjalan selarfas dengan anggota dalam usaha mencapai tujuan. Usayha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara,seperti:(a)melaksanakan penjelasan singkat (briefing);(b)mengadakan rapat kerja;(c) memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,dan (d) memberikan balikan tentang hasil sutu kegiatan.(Soetjipto:137:2004)
Dengan demikian,koordinasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagi berikut : “koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pkiran, teknikk-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”.
• Komunikasi
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sanat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang dilakukan secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Menurut sifatnya, komunikasi ada dua macam yaitu komunikasi bebas dan komunikasi terbatas. Dalam komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota yang lain. sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap anggota hanya dapat berhubungan dengan beberapa anggota tertentu saja.
Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”.
• Supervisi
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi, fungsi supervisi yang terpentig adalah :
1. menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan
2. memenuhi/mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu.
Dengan demikian , supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan”.
• Kepegawaian (Staffing)
Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah diuraikan terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel.
Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.
• Pembiayaan
Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungklin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi.
Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua memerlukan adanya biaya., itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, antara lain :
1. perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan
2. dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan
3. bagaimana penggunaanya
4. siapa yang akan melaksanakannya
5. bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya
6. bagaimana pengawasannya,dll.


• Penilaian (Evaluating)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsure pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi.
Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.(Purwanto:15-22:2007)
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut berhasil
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak
4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.(Soetjipto:138:2004)
Perlu ditekankan disini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.



3. BIDANG GARAPAN MANAJEMEN/PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Penjelasan mengenai bidang-bidang garapan pengelolaan pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem yag bekerja secara sistemik, maka terdapat beberapa pilar penting pendidikan yang harus menjadi tanggungjawab pengonsep (konseptor), pengatur (organisator), pelaksana (actioner) dan pengevaluasi (evaluator) serta pengawas yaitu:

• Kurikulum
Sebagai jantungnya pendidikan, menjadi hal utama yang harus diutamakan untuk diperhatikan, pendidikan pasti membutuhkan kurikulum dalan pelaksanaanya, karena pada dasarnya kurikulum merupakan pijakan dalam rangka melaksanakan aktivitas pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Maka jelaslah, salah satu bidang yang menjadi hal penting untuk diperhatikan oleh pengelola pendidikan adalah kurikulum baik itu pada level pendidikan mikro ataupun makro.
• Peserta didik
Salah satu bidang yang wajib ada dan harus diperhatikan oleh pengelola pendidikan, yang dalam pengelolaannya cukup menguras pikiran yaitu peserta didik. Peserta didik merupakan bahan baku yang harus diolah menjadi produk yang berguna serta bermanfaat, maka peserta didik wajib ada dan tak mungkin tidak ada, peserta didik dengan berbagai keragaman, ras, budaya, bahasa, suku bangsa dll, menjadi hal menarik untuk dikaji dan dipelajari, serta dikelola, sehingga berdampak pada alternatif-alternatif penyesuaian yang harus diterapkan dalam proses pendidikan. Terlebih dari itu peserta didik harus kita pandang sebagai bibit-bibit penerus perjuangan untuk melanjutkan peradaban ini. Maka harus memperoleh pendidikan yang layak dengan pengelolaan yang baik.
• Tenaga pendidik dan kependidikan
Seberapapun bagusnya kurikulum, dan seberapapun banyaknya peserta didik, namun ketika tidak ada pendidik dan tenaga kependidikan, maka mustahil pendidikan ideal itu bisa diperoleh. Maka tenaga pendidik dan kependidikan menjadi bidang yang mutlak harus diperhatikan, adapun yang dimaksud tenaga pendidik adalah orang-orang yang secara langsung berkewajiban melaksanakan proses pendidik, terutama dalam pembelajaran, adapaun yang termasuk kedalam tenaga pendidik itu adalah guru, dosen, widiswara, intruktur, pelatih, mentor, tutor.dll, pada umumn pendidik ini akan banyak langsung berhubungan dengan objek didik (siswa, mahasiswa, peserta latihan, dll). Sementara yang disebut tenaga kependidikan adalah orang-orang yang bertugas mengurusi pekerjaan bidang kependidikan, hanya tidak secra lansgung berhubungan dengan peserta didik, tugasnya adalah membantu proses pendidikan, yang termasuk kedalam tenaga kependidikan adalah laboran, petugas perpustakaan, tata usaha, penjaga sekolah, dll.
• Keuangan atau biaya
Karena bidang ini menjadi bidang yang sangat vital, sehingga di Indonesia sendiri bidang ini menjadi bidang yang banyak disoroti, terkait masalah kredibelitas suatu negara, dalam hal ini pendidikan dipandang sebagai bagian penting yang harus mendapatkan perhatian ekstra, sehingga Indonesia sendiri dalam APBN alokasi untuk pendidikan dianggarkan sampai 20%. Biaya ini saya sebut sebagai darahnya pendidikan, yang mensuplai semua kebutuhan tubuh pendidikan. Namun sayangnya sejauh ini dalam tatanan pendayagunaannya masih belum optimal, terkadang masih banyak pihak-pihak yag tidak bertanggungjawab, sehingga biaya yang dialokasikan itu tidak sepenuhnya murni termanfaatkan pada yang seharusnya, barang kali hal ini harus kita sikapi bersama.
• Fasilitas, sarana dan prasarana
Dalam hal ini sarana dan prasarana saya analogikan sebagai kerangka badan atau struktur anatomi pendidikan, sarana menjadi hal penting yang tidak bisa lepas, maka sarana harus selalu diperhatikan, anggaran pemerintahpun harus benar-benar mencukupi untuk semuanya, karena pendidikan tidak akan berjalan mulus ketika masih terhambat alasan tidak atau kurang memenuhinya sarana dan prasarana.
• Hubungan sosial masyarakat
Aspek yang satu ini pun tidak bisa dipisahkan dari bidang-bidang garapan pengelolaan pendidikan, bidang ini saya ibaratkan sebagai organ penting untuk berkomunikasi seperti mata, lidah, telinga, yang berfungsi untuk berhubungan dengan pihak luar. Dalam pengelolaan pendidikan pun begitu, aspek masyarakat harus selalu diutamakan dan diselaraskan.