^_^

Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia-A'2009-Universitas Pendidikan Indonesia.

Jumat, 26 Agustus 2011

pragmatik


PRAGMATIK
Analisis Penyampaian Bahasa Gaul yang Menyebabkan
Timbulnya Kesopanan Negatif pada Majalah Gaul

Oleh
Rebecca Anrini Sianturi
NIM 0906813
Universitas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Abstrak

Bahasa adalah Suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai untuk komunikasi. Komunikasi ada yang lisan dan ada yang tertulis, untuk komunikasi yang diaktakan lisan merupakan tindak tutur sedangkan komunikasi tulisan merupakan suatu lambang, kata atau kalimat, ataupun hasil dari lambang. Penyampaian bahasa dalam tulisan  juga merupakan analisis pragmatik.
Masyarakat, saat ini dapat memperoleh  informasi dari banyak media, salah satunya media massa majalah contohnya melalui majalah Gaul untuk anak remaja. Sebuah media yang berisi informasi-informasi kepada tingkat pembacanya dan banyak hal-hal menarik yang dapat diperoleh dan bermanfaat. Tentunya akan sangat penting dan menarik jika kita mampu mengetahui sisi kesopanan dan penyampaian bahasa gaul yang ada di majalah Gaul ini, sehingga menarik perhatian pembacanya, bahkan kalangan yang bukan remaja pun banyak yang tertarik untuk membaca majalah Gaul ini. Di dalam  majalah ini terdapat ujaran-ujaran kesopanan negatif karena adanya bahasa gaul, yang dapat ditelaah secara pragmatik.


Kata Kunci
bahasa, komunikasi, pragmatik, kesopanan negatif, media, bahasa gaul, pembaca.

1.      Pendahuluan

Menurut Wikipedia, majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Banyak perbedaan bahasa yang digunakan majalah untuk menyapaikan isi majalah dengan semenarik mungkin untuk menggelitik pembacanya,  sehingga penulis sangat tertarik meneliti tentang penyampaian bahasa gaul yang menyebabkan timbulnya kesopanan negatif pada majalah Gaul
Alasan yang tepat meneliti topik penelitian ini karena menurut penulis hal ini cukup menarik dan penting, karena anak remaja sangat senang membaca majalah Gaul yang didominasi isinya menggunakan bahsa-bahasa gaul (atau bahasa santai). Selain itu anak jaman sekarang yang sebenarnya usianya belum cukup untuk mengkonsumsi bacaan remaja, mereka sudah lebih menikmati dan tertarik dengan penyampaian bahasa majalah remaja karena lebih banyak menggunakan kata-kata gaul dibandingkan penyampaian bahasa majalah anak-anak yang di anggap terlalu biasa saja.
Tujuan dari penelitian kecil mata kuliah pragmatik ini, agar kita lebih mengetahui sejauh apa pengaruh adanya penyampaian bahasa gaul dalam suatu majalah remaja yang akan menyebabkan kesopanan negatif yang justru menarik minat pembacanya yaitu kalangan remaja bahkan anak yang belum remaja sekalipun ikut menikamatinya

2.      Rumusan Masalah

Penelitian ini mengkategorikan rumusan masalah sebagai berikut.
·         Mengapa dengan adanya penyampaian bahasa gaul menyebabkan timbulnya kesopanan negatif pada majalah Gaul ?
·         Bagaimana ketertarikan pembaca karena kesopanan negatif?

3.      Tujuan dan Manfaat

Tujuan : Penelitian kecil ini bertujuan, agar kita mengetahui sejauh apa pengaruh penyampaian bahasa gaul yang menyebabkan timbulnya kesopanan negatif dan menjadi daya tarik bagi pembacanya.

Manfaat : Dengan melakukan penelitian kecil ini manfaat secara praktis yang diperoleh adalah, kita akan tahu mengapa pembaca memiliki ketertarikan khusus pada penyampaian bahasa dengan kesopanan negatif dibandingkan penyampaian bahasa dengan kesopanan negatif yang cenderung membuat bosan pembaca.

4.      Metedologi Penelitian

Metode penelitian merupakan alat prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (Djajasudarma, 1993: 3). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode membaca langsung dan metode catat karena data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tertulis yaitu majalah Gaul. Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah, yakni penulis mengambil data langsung dari majalah Gaul, dimana penulis membaca keseluruhan isi majalah tersebut dan mengamati penyampaian bahasa majalah tersebut, dan melihat tingkat kesopanannya dari kata-kata gaul yang digunakan, kemudian hasil bacaan itu ditranskrip, karena Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang secara langsung berkaitan atau berkenaan dengan masalah yang diteliti dan secara langsung dari sumber. Penulis memilih bagian kata-kata gaul dalam penyampaian suatu berita dan pengumuman dari majalah Gaul dan mencari kesopanan negatif yang menarik hati pembacanya. Kemudian data tersebut dianalisis dan diperlihatkan kepada responden. Para responden diminta membaca transkrip kemudian mengemukakan pendapatnya mengenai perasaannya setelah membaca transkrip tersebut. Setelah mendengar pendapat para responden dan membandingkannya dengan isi transkrip, penulis dapat membuat kesimpulan. Kesimpulan diambil berdasarkan rangkuman dari pendapat para responden dan kesimpulan juga berisi temuan penulis mengenai analisis penyampaian bahasa gaul yang menyebabkan timbulnya kesopanan negatif pada majalah Gaul. Secara keseluruhan utuk hasil penelitian ini penulis lebih menagrah ke metode deskriptif, karena dalam kajiannya, metode deskriptif menjelaskan data atau objek secara natural, objektif, dan faktual (apa adanya) (Arikunto, 1993: 310). Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis.

5.      Landasan Teori

Analisis wacana mencakup rentangan aktivitas-aktivitas yang sangat luas. Secara umum, ada daya tarik yang sangat besar dalam struktur wacana, dengan perhatian khusus terhadap sesuatu yang dapat membuat konteks tersusun dengan baik. Untuk melakukan pragmatik wacana, kita harus memahami/menyelami persoalan-persoalan interaksi sosial utama dan  analisis percakapan, mengingat kembali bentuk-bentuk dan struktur yang disajikan dalam teks, dan banyak memberikan perhatian pada konsep-konsep psikologis seperti pengetahuan latar,  kepercayaan, dan harapan. Dalam pragmatik wacana, kita tidak dapat menghindar untuk menggali apa yang ada dalam pikiran penutur atau penulis.
Sudah lazim apabila kita memperlakukan kesopanan sebagai suatu konsep yang tegas, seperti gagasan ‘tingkah laku sosial yang sopan’, atau etiket, terdapat dalam budaya. Dalam pragmatik kesopanan bukan berarti suatu tindakan seperti membiarkan orang terlebih dahulu melewati pintu. Namun, menurut Yule, kesopanan dalam suatu interakasi dapat didefenisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Wajah disini merupakan wujud pribadi seseorang dalam masyarakat. Menurut Brown dan Levinson (1987), suatu tindak tutur pengujar berpotensi menghasilkan Face-Threatening Act (FTA) (tindakan mengancam wajah). FTA digunakan dalam kesopanan negatif dan kesopanan positif. Sebagai contoh :
A : Excuse me, Mr Buckingham, but can I talk to you for a minute?
      (Permisi Pak Buckingham, dapatkah saya bicara denagn bapak sebentar?)
B : Hey, Bucky, got a minute?
     (Hai, Bucky, ada waktu sebentar?)
Memang benar dalam tipe pendekatan ini akan ada jenis kesopanan yang berbeda yang diasosiasikan dengan asumsi jarak kesenjangan dan jarak kedekatan sosial kekerabatan
Kesopanan negatif adalah suatu ujaran untuk mengharagai wajah negatif lawan tutur. Yang dimaksud wajah negatif disini adalah suatu keinginan seseorang untuk merasa bebas untuk melakukan atau tidak melakukan dan tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu. Sedangkan kesopanan positif merupakan suatu ujaran untuk menghargai wajah positif lawan tutur, yaitu keinginan untuk diterima oleh orang lain dan diperlakukan sebagai bagian dari suatu kelompok. Dengan kata lain kesopanan positif merupakan ujaran yang menunjukkan rasa hormat dan kesopanan negatif merupakkan ujaran untuk menunjukkan rasa kesetia-kawanan.
            Dalam model kesopanan Brown and Levinson (1987) terdapat tiga parameter atau skala penentu tinggi rendahnya peringkat kesopanan sebuah tuturan. Ketiga skala tersebut ditentukan secara kontekstual, sosial, dan kultural.

6.      Analisis

Adanya kata-kata gaul dalam penyampaian bahasa, pada umumnya majalah akan berpengaruh pada majalah itu sendiri, secara lebih khusus terhadap majalah Gaul yang pembacanya adalah remaja, yang memang pengguna bahasa gaul itu sendiri. Berbeda halnya dengan majalah lain seperti Kartini pembacanya adalah orang tua, tidak mungkin konteks bahasa gaul dibahas pada majalah tersebut.  Sedikit banyaknya pengaruh adanya bahasa gaul yaitu  menimbulkan kesopanan negatif dan menjadi daya tarik pembacanya dalam membaca majalah Gaul. Berikut akan ditunjukkan contoh penyampaian bahasa gaul Penggalan isi berita yang memakai bahasa gaul pada majalah Gaul.:


SMART MILIH SEPATU
Zaman dulu sepatu Cuma berfungsi sebagai alas kaki. Tapi sekarang fungsinya melebar jadi salah satu stuff fashion. Kita bisa tampil lebih cantik dan modis dengan sepatu yang tepat. Bahkan Cinderella aja ketemu pangerannya gara-gara sepatu. Coba kalo waktu itu sepatunya terlanjur pecah, pastinya Cinderella tetap jadi upik abu. Makanya milih septu juga ada rumusnya. Chek this out!
Sepatu biasanya dipake dalam jangka waktu yang lama. So, pastiin kita teliti dalam memilih sepatu. Berikut point-point yang wajib dicek sebelum kita beli sepatu:
1.      Nyaman
Sebagus dan  semahal apapun sepatu kita, ga bakal bikin kita betah makenya kalo tersiksa tiap make itu. Jangan maksa beli sepatu yang kekecilan karena berharap sepatu itu bakal melar. Toh semelar-melarnya sepatu ga mungkin jauh banget dari ukuran sebelumnya.
2.      Warna
Milih warna sepatu harus disesuaiin sama kebutuhan kita. Pilih warna-warni juga gapapa, yang penting warnanya ga kelihatan kusam.
3.      Harga
Tentu saja harga jadi salah satu faktor penting yang ahrus dipikirkan dalam milih sepatu. Tapi bukan berarti yang harganya murah kualitasnya rendah lho.
4.      Detail Sepatu
Yaitu hak sepatu sebaiknya pilih yang haknya lebar, tebal, dan kuat. Kemudian tumit dan sol sepatu, jadi kalo mo beli sepatu, coba perhatiin bagian tumitnya. Tumit sepatu harus sesuai sama bentuk kaki supaya sepatunya ga mudah copot.
5.      Waktu mo beli sepatu
Waktu mo beli sepatunya, cobain pake kaos kaki ato stoking, supaya kita langsung tahu gimana rasanya kalo dipake lengkap. Kalo pengen belanja sepatu dalam jumlah banyak, nunggu sampe akhir tahun ato tahun ajaran baru. Biasanya banyak yang ngasih diskon gede-gedean.
Yup gals, Selamat berburu yeaaa....




Dari penggalan berita tersebut, dapat dianalisis beberapa bahasa gaul, diantaranya :

*Tapi sekarang fungsinya melebar jadi salah satu stuff fashion.
*Bahkan Cinderella aja ketemu pangerannya gara-gara sepatu.
*Makanya milih sepatu yang ada rumusnya. Chek this out !
 *so pastiin kita teliti dalam memilih sepatu.
*ga bakal bikin kita betah makenya kalo kaki kita tersiksa tiap make itu.
* Toh semelar-melarnya sepatu ga mungkin jauh banget dari ukuran sebelumnya.
*kita bisa parno  sepanjang jalan kalo sampe sepatunya copot pas lagi jalan.
*pilih yang warna-warni juga gapapa,
*harga yang mahal emang bisa jadi karena kualitasnya lebih tinggi
*tapi bukan berarti kualitasnya rendah lho,
*waktu mo beli sepatunya,
*cobain pake kaos kaki ato stoking
*banyak yang ngasih diskon gede-gedean
*yup gals. Selamat berburu yeaaa...

            Dengan mencampur penyampaian bahasa gaul dalam suatu berita diatas, kita dapat menganalisis bahwa berita itu merupakan tulisan dengan kesopanan negatif, karena bahasa-bahasa gaul pada umumnya dipakai dalam kaitannya dengan keakraban, persahabatan, atau kesetiakawanan. Selain itu penyampaian bahasa kesopanan negatif, dapat kita lihat pada pengumuman dibawah ini!


*Hayoo...buat kamu-kamu yang ngefans sama Risti tagor. Nah, jangan cuma diam aja kalo ngaku fans berat doi. Sekarang waktunya buat ngirim surat seleb. Buruan ya, soalnya cuma 4 surat yang bakal dijawab sam cewek yang jago akting ini. Oh iya, jangan lupa sertain foto kamu yang paling gaya dan alamat ditulis lengkap, trus tempelin kupon surat selebnya di pojok kiri atas amplop, biar gampang buat nyortirnya ya, OK? Gaul tunggu nih...


Melihat pengumuman dengan menggunakan penyampaian bahasa dengan tipe kesopanan negatif akan menarik minat pembaca untuk mau mengkonsumsi majalah Gaul, karena para pembaca akan jauh lebih menikmati pengumuman yang menggunakan bahasa santai dan mencampurnya dengan bahasa gaul.
Seperti kata : Hayooo...
                      Kalo ngaku fans berat doi.
                      Gaul tunggu nih...
Dengan adanya kata-kata seperti itu akan lebih menarik antusias pembaca, berbeda jika konteksnya formal akan lebih membosankan untuk pembaca.

Pendapat Responden :
            Penulis meminta pendapat  2 responden, reponden yang pertama yaitu seorang remaja yang memang suka membaca majalah Gaul, responden kedua yaitu anak yang belum dikatakan remaja yang juga suka membaca majalah Gaul, dibanding majalah anak-anak.

1.      Mia Naomi, seorang siswi umur 14 tahun. Dia suka membaca majalah Gaul, Dia menyatakan bahwa setelah membaca transkrip tersebut, dia setuju atas penggunaan bahasa gaul yang menimbulkan kesopanan negatif dalam penyampaian bahasa majalah Gaul, karena menurutnya dengan begitu anak remaja seperti dia, merasa lebih santai dalam membaca berita ataupun pengumuman, dan menurutnya ada daya tarik khusus untuk terus mau membaca majalah Gaul dengan mencampur penggunaan bahasa gaul.

2.      Mega, seorang murid kelas 6 SD. Dia suka membaca majalah Gaul, Dia merasa tertarik membaca majalah itu, karena menurutnya bahasa gaul itu dapat membuatnya lebih keren, dia juga merasa dengan bahasa gaul dia tidak akan terlihat seperti orang culun, dia juga merasa lebih mengikuti perkembangan jaman.

7.      Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap transkrip isi berita dan pengumuman pada majalah Gaul, ditemukan cukup banyak penyampaian bahasa gaul. Dari adanya penyampaian bahasa gaul, akan tercipta tulisan yang identik dengan kesopanan negatif. Setelah mendengar pendapat dari para responden, dapat dilihat bahwa bahasa gaul cukup mempengaruhi pembacanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya bahasa gaul akan menimbulkan tulisan yang memiliki kesopanan negatif, selain itu bahasa gaul juga salah satu faktor pendukung ketertarikan pembaca dalam membaca majalah Gaul.

8.      Pustaka Acuan

Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Leech, Geoffrey.1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.
Majalah Gaul Edisi 41

1 komentar: